Minggu, 18 November 2012

Rekonsiliasi Bank



Apabila setiap penerimaan uang disetor ke bank dan setiap pengeluaran uang (kecuali yang jumlahnya relatif kecil) menggunakan cek maka rekening kas akan dapat dibandingkan dengan laporan bank.
Rekonsiliasi laporan bank berguna untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank, selain itu untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang belum dicatat oleh perusahaan.
Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada. Perbandingan ini dilakukan dengan cara debit rekening kas dibandingkan dengan kredit catatan bank yang bisa dilihat laporan bank kolom penerimaan, dan kredit rekening kas dibandingkan dengan debit catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran.
Biasanya laporan bank diterima bulanan dan akan direkonsiliasikan dengan catatan kas. Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh pegawai yang tidak mempunyai kepentingan terhadap kas.
Hal-hal yang menimbulkan perbedaan antara saldo menurut catatan kas dengan saldo menurut laporan bank dapat digolongkan sebagai berikut :

1.       Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh bank. Contoh:
  • Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima oleh bank sampai bulan berikutnya (setoran dalam perjalanan/deposit in transit).
  • Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran bulan Berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur  dibuat (setoran dalam perjalanan/deposit in transit).
  • Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank (cash on hand).
  •  Non Sufficient Check (NSC) yaitu cek yang tidak cukup dananya untuk diuangkan.

 2.       Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Contoh:
  • Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam buku perusahaan (jasa giro).
  • Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya.

3.       Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran tetapi bank mencatatnya sebagai pengeluaran. Contoh:
  • Cek-cek yang beredar (outstanding cheque) yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas tetapi oleh yang menerima belum diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.
  • Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar maka cek tersebut belum merupakan pengeluaran oleh karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode (cheque on hand).

4.       Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Contoh:
  • Cek dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
  • Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (saldo kredit kas) tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
  • Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan.


Selain keempat hal di atas, perbedaan antara saldo kas dengan saldo kas menurut laporan bank dapat terjadi akibat kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam catatan perusahaan maupun catatan bank. Untuk  dapat membuat rekonsiliasi laporan bank maka kesalahan-kesalahan yang ada harus dikoreksi.
Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda :
1.       Rekonsiliasi Saldo Akhir, yang dapat dibuat dalam 2 bentuk :
  • Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar.
  • Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas

2.       Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir, yang bisa dibuat dalam 2 bentuk :
  • Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom)
  • Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar (8 kolom)

Kas dan Metode Pencatatan

A. Definisi Kas
Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang kertas atau sejenisnya yang bisa digunakan sebagai alat tukar dan mempunyai dasar pengukuran akuntansi. Kas merupakan asset yang paling lancar/likuid dan paling beresiko, sehingga perlu manajemen kas yang seketat mungkin untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan perusahaan.
1. Kas Kecil (Petty Cash)
Merupakan uang yang dicadangkan oleh perusahaan untuk membayar pengeluaran yang sifatnya  rutin tapi jumlah rupiahnya relative kecil

Petty Cash memiliki beberapa karakteristik yaitu :
a. Jumlahnya dibatasi tidak lebih atau tidak kurang dari suatu jumlah tertentu yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Tentunya masing-masing perusahaan menetapkan jumlah yang berbeda sesuai dengan sekala operasional perusahaan
b. Dipergunakan untuk mendanai transaksi kecil yang sifatnya rutin setiap hari

B. Metode Pencatatan Kas Kecil

1.Imprest Fund System (Sistem Dana Tetap)
Dengan metode ini, kas kecil yang dicadangkan oleh perusahaan bersifat tetap, kecuali perusahaan menghendaki perubahan jumlah kas kecil, misalnya perusahaan merasakan kas yang sudah dicadangkan ternyata kurang memenuhi sehingga perlu ditambah lagi cadanganya. Dan dengan begitu maka harus dilakukan penyesuaian atas penambahan atau pengurangan tersebut.

2.Fluctuation Fund System (Sistem dana Berubah)
Nah, system ini menghendaki bahwa jumlah kas kecil tidak ditetapkan tetapi sesuai dengan kebutuhan. Misal, pada waktu membuat kebijakan pertama kali perusahaan menetapkan jumlah kas kecil sebesar Rp. 1.000.000, kemudian digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kemudian diisi kembali. Nah, pada saat pengisian,  kalau menggunakan system dana tetap, maka jumlah amount harus sama dengan saldo awal sedangkan pada system fluktuasi, jumlah pengisianya tidak harus sama dengan jumlah sebelumnyayaitu bisa kurang ataupun lebih

Sabtu, 17 November 2012

SIKLUS DAN PROSEDUR AKUNTANSI

Siklus Akuntansi

Setelah pada Bab sebelumnya kita membahas mengenai pencatatan transaksi keuangan dengan menggunakan teknik pencatatan tabelaris dan perkiraan (akun) tibalah saatnya kita akan melakukan pencatatan transaksi keuangan secara lengkap yang sesuai dengan prosedur akuntansi atau dengan kata lain yang lebih sederhana kita akan mencatat transaksi tersebut menurut siklus akuntansi yaitu dimulai dari pencatatan, penggolongan sampai dengan pelaporan dalam bentuk Laporan Keuangan.

Laporan Keuangan adalah merupakan hasil kegiatan proses akuntansi dan proses itu sendiri dapat digambarkan sebagai berikut :



Prosedur Akuntansi

Prosedur Pencatatan terdiri dari :
1. Bukti asli (original document) sebagai bukti terjadinya suatu transaksi.
2. Alat untuk mengklasifikasikan serta mencatat transaksi yang biasa disebut Jurnal/Buku Harian (books or original entry journal)
3. Alat-alat untuk mengikhtisarkan akibat perubahan yang terjadi pada pos/rekening Aktiva, Hutang dan Modal yang disebut dengan Buku Besar.

Tahap-tahap pekerjaan yang diperlukan untuk menyajikan laporan keuangan :

1. Pembuatan bukti pembukuan
Bukti pembukuan harus dibuat dalam suatu transaksi keuangan karena   dengan adanya bukti pembukuan :

  • Transaksi keuangan yang terjadi telah mendapatkan pengesahan/persetujuan 
  • Persediaan alat untuk untuk mengidentifikasikan keuangan yang terjadi 
  • Ada perintah untuk membukukan transaksi yang terjadi 


   Bukti pembukuan dibagi menjadi dua macam :
a. Buku Kas
b. Bukti Memorial

2. Penggolongan dan pencatatan bukti pembukuan bukti ke dalam jurnal (buku harian)
3. Pencatatan ke dalam Buku Besar (posting) dan memasukkan catatan yang terperinci dari bukti asli ke dalam Buku Besar Pembantu
4. Pembuatan Neraaca Lajur
5. Penyajian Neraca, Laporan Rugi/Laba dan Laporan Perubahan Moda


Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal)
Jurnal merupakan catatan yang pertama kali dalam proses pencatatan (Book of original Entry), oleh karena itu jurnal merupakan sumber pokok bagi catatan-catatan lainnya.

Ada dua macam jurnal :
1. Jurnal umum (General Journal)
2. Jurnal Khusus (Special Journal), yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang sering terjadi.


Pencatatan Dalam Buku Besar dan Buku Besar Pembantu
Posting adalah kegiatan memindahkan data yang ada dalam buku jurnal ke dalam buku besar yang dilakukan secara periodik.


Susunan dan Kode Rekening
Banyaknya jenis dan macam transaksi dalam suatu perusahaan mengharuskan dibuatnya suatu rekening. Rekening tersebut perlu diberi identitas yaitu pemberian nomor kode. Maksud dari pemberian kode adalah untuk mengidentifikasikan transaksi  yang terjadi, sehingga transaksi keuangan yang sudah mempunyai identitas dapat dicatat dalam rekening yang bersangkutan dalam buku besar.
Kode rekening pada buku besar, ada beberapa macam antara lain :
1. Sistem Numerical, merupakan cara yang paling mudah, masing-masing rekening dapat diberi nomor dengan bebas.
2. Sistem  Decimal, sistem ini menggunakan dasar 10 unit angka dari 0 sampai dengan 9.
3. Sistem  Muemonic, sistem ini menggunakan huruf-huruf untuk kode perkiraan/rekening.
4. Sistem Kombinasi Huruf dan Angka


Hubungan Buku Besar dan Buku Besar Pembantu
Buku Besar Pembantu  (Subsidiary Ledger) perlu dibuat apabila diperlukan perincian terhadap informasi yang dikumpulkan dalam buku besar.


Pengikhtisaran Usaha
Setelah kita melakukan tahapan pencatatan transaksi sampai dengan penggolongan transaksi secara Prosedur akuntansi yang tepat, maka tahap berikutnya yang kita lakukan adalah  Tahap Pengikhtisaran Usaha yang terdiri dari:
1. Pembuatan neraca saldo
2. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyesuaian
3. Penyusunan laporan keuangan
4. Pembuatan jurnal penutupan
5. Pembuatan jurnal pembalik

Ikhtisar buku besar pada akhir periode akuntansi yang diperlihatkan dalam neraca saldo merupakan titik awal yang baik untuk penyusunan laporan keuangan.

Neraca Saldo (Trial Balance)
Tujuan Pembuatan Neraca Saldo (Trial Balance)
1. Untuk membuktikan keseimbangan antara jumlah debit dan jumlah kredit pada
buku besar.

2. Merupakan ringkasan yang praktis dari rekening-rekening buku besar, yang sekaligus merupakan suatu sumber informasi yang baik dalam penyusunan laporan keuangan.

Kesalahan yang tidak terlihat dalam trial balance antara lain:
1. Suatu transaksi lupa dibukukan.
2. Pencatatan dengan jumlah yang salah, meskipun jurnal dan postingnya benar.
3. Pendebetan dan pengkreditan pada rekening yang keliru.
4. Kesalahan kompensasi atau pengurangan (compensating or offsetting error)


Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian (adjusting journal entries) dibuat pada hakikatnya adalah untuk mengoreksi perkiraan-perkiraan tertentu sehingga mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, biaya, pendapatan dan modal yang sebenarnya.

Ada 2 keadaan yang menyebabkan jurnal penyesuaian perlu dibuat:
1. Keadaan dimana suatu transaksi telah terjadi, tetapi informasi ini belum dicatat dalam perkiraan.
2. Keadaan dimana suatu transaksi telah dicatat dalam perkiraan tetapi saldo perkiraan yang bersangkutan perlu dikoreksi untuk mencerminkan keadaan yang sebenarnya.











PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI & TRANSAKSI PERUSAHAAN

Persamaan Akuntansi (Accounting Equation)


Setiap unit ekonomi memiliki transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, transaksi penjualan kredit, penjualan kredit dan transaksi non kas yang lain. Transaksi-transaksi tersebut perlu dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan dan dilaporkan kepada berbagai pihak. 
Kekayaan yang dimiliki perusahaan disebut harta atau aktiva (assets), sedang hak/klaim atas kekayaan tersebut  disebut sebagai hak atas kekayaan (equity). Jumlah kekayaan (aktiva) suatu perusahaan akan sama dengan jumlah hak terhadap kekayaan tersebut. Sehingga hubungan antara keduanya dapat dinyatakan dalam suatu persamaan sebagai berikut : 

                     AKTIVA = HAK KEKAYAAN

Hak atas kekayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu hak dari para kreditur dan hak dari pemilik. Hak dari kreditur  atas kekayaan perusahaan merupakan hutang perusahaan, dan hak dari pemilik merupakan modal, maka persamaan di atas dapat ditulis: 


                    AKTIVA = HUTANG + MODAL 





                    AKTIVA – HUTANG = MODAL 



Ruas pernyataan sebelah kanan sama dengan ruas persamaan sebelah kiri, maka apabila terjadi perubahan di ruas persamaan sebelah kanan harus diikuti perubahan ruas persamaan sebelah kiri.





Transaksi Perusahaan 

Transaksi usaha adalah kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan dan oleh karena itu harus dicatat. Transaksi usaha menimbulkan suatu keadaan atau situasi yang akan diikuti oleh transaksi lain. Alat pengukur transaksi yang dipergunakan dalam akuntansi adalah satuan uang. Oleh karena itu hanya transaksi-transaksi yang  bernilai uang saja yang dicatat dalam akuntansi. Transaksi atau kejadian dalam perusahaan yang tidak dapat dinilai dengan uang tidak akan dicatat.



LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan
  • Laporan Keuangan merupakan ringkasan suatu proses pencatatan transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan 
  • Laporan Keuangan harus disusun  berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim agar para pembaca laporan keuangan memperoleh gambaran yang jelas. 
  • Laporan Keuangan yang disusun manajemen biasanya terdiri dari : 
  1. Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
  2. Laporan rugi laba, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biayabiaya selama periode akuntansi. 
  3. Laporan perubahan modal, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah modal pada akhir periode. 
  4. Laporan perubahan posisi keuangan, menunjukkan arus dana dan perubahan-perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan.
Penggolongan Aktiva, Utang dan Modal 

Harta-harta/Aktiva (assets)

  •  Aktiva Lancar (current assets
  •  Investasi Jangka Panjang (investment
  •  Aktiva Tetap Berwujud (fixed assets
  •  Aktiva Tetap Tidak Berwujud (intangible assets)
  •  Aktiva/Harta Lainnya (other assets)  

Hutang-hutang (liabilities) 
  •   Hutang-hutang Lancar (current liabilities
  •   Pendapatan yang Diterima Dimuka (unearned income
  •   Hutang-hutang Jangka Panjang (long term debt
  •   Hutang-hutang lain (other liabilities)

Modal Sendiri (capital) 
  •   Modal Saham yang Disetor (capital stock
  •   Agio/Disagio Saham (agio/disagio capital stock
  •   Cadangan-cadangan (reserve
  •   Laba Tidak Dibagi (retained earning)

Bentuk Laporan Keuangan

Neraca (Balance Sheet) 

Bentuk atau susunan neraca di antara perusahaan tidak ada keseragaman, tergantung pada tujuan apa neraca tersebut dibuat, dalam hal ini Prinsip Akuntansi Indonesia menyebutkan sebagai berikut : 

“Neraca harus disusun secara sistematis, sehingga dapat memberikan gambaran posisi keuangan dari suatu perusahaan pada saat tertentu”. 

Bentuk umum atau susunan neraca yang banyak dipakai antara lain : 
  • Bentuk Skontro/Bentuk Rekening (account form) adalah bentuk neraca yang mengelompokkan aktiva bersebelahan dengan kelompok hutang dan modal. 
  • Bentuk Vertikal/Bentuk Laporan (report form) adalah bentuk neraca yang mengelompokkan aktiva di sebelah atas kelompok hutang dan modal. 

Laporan Rugi Laba (Income Statement

Laporan rugi laba merupakan laporan yang sistematis tentang penghasilan dan biaya suatu perusahaan pada saat perusahaan pada suatu periode tertentu. 

Menurut PAI : “ Perhitungan rugi/laba perusahaan harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan gambaran dari besarnya kegiatan perusahaan dan hasil dari kegiatan itu.”

Penyajian Laporan Rugi/Laba menurut PAI : 
  1. Harus memuat secara terperinci unsur-unsur  dari hasil dan biaya 
  2. Dapat disusun dalam bentuk urutan ke bawah (staffel
  3. Harus dipisahkan antara hasil utama dengan hasil usaha lain-lain serta hasil usaha luar biasa (extra ordinary income
Bentuk laporan rugi/laba  

1. Single Step 
Yaitu suatu cara untuk mendapatkan rugi/laba bersih yaitu dengan mengelompokkan pendapatan secara total dikurangi dengan biaya yang dikelompokkan secara total pula, jadi rugi/laba bersih diperoleh dengan sekali tahap. 

2. Multiple Step 
Yaitu menggunakan beberapa tahap untuk mendapatkan rugi/laba bersih, yaitu penghasilan dikurangi harga pokok penjualan akan diperoleh laba kotor (rugi) baru dikurangi dengan biaya operasi sehingga akan didapatkan rugi/laba bersih. 


Laporan Perubahan Modal (Statement Of Retained Earning) 

Dalam perhitungan Rugi/Laba, perusahaan dapat mengikuti beberapa konsep, antara lain : 
1. Clean Surplus Principle (all inclusive concept), Laporan  perubahan modal hanya menunjukkan : 
  • Saldo laba tidak dibagi awal periode  
  • Ditambah laba bersih dan elemen luar biasa 
  • Ditambah atau dikurangi koreksi kesalahan 
  • Dikurangi deviden yang diumumkan 
2. Non Clean Surplus Principle (current operating performance), Laporan perubahan modal menunjukkan: 
  • Saldo laba tidak dibagi awal periode 
  • Ditambah laba bersih setelah pajak 
  • Ditambah Pos luar biasa 
  • Dikurangi deviden yang diumumkan 

Laporan Arus Kas (statement of cash flow) 

Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk  menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode. Untuk mencapai tujuan ini, aliran kas diklasifikasikan dalam 3 kelompok yang berbeda yaitu : 
  • Penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi 
  • Penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan pembelanjaan (financing) 
  • Penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan usaha 





Asumsi dan Konsep Dasar Akuntansi


Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting) nomor 1 dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang : 

  1. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. 
  2. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang akan datang. 
  3. Menunjukkan sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaankeadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan lain atas sumber-sumber tersebut.
Tujuan Umum : 
  • Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumbersumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 
  • Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba. 
  • Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasikan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 15
  •  Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumbersumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman. 
  • Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan. 
Tujuan Kualitatif : 
  • Relevan 
  • Dapat dimengerti 
  • Daya Uji 
  • Netral 
  • Tepat waktu 
  • Daya banding 
  • Lengkap 

Asumsi Dasar Akuntansi 

Sebagai suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan (asumsi). Ada 10 asumsi dasar akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu: 

  • Suatu masyarakat dan susunan pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi (A Society and Government Structure honering property right)
  • Kesatuan usaha yang spesifik (Specific Business Entities) 
  • Kontinuitas Usaha  (Going Concern) 
  • Penggunaan unit moneter di dalam rekening-rekening (Monetary Expression in Accounts)  
  • Konsistensi antara periode-periode untuk kesatuan usaha yang sama (Consistency between periods for the same entity) 
  • Perbedaan dalam akuntansi di antara kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting among independent entities) 
  • Konservatif (Conservatism) 
  • Ketergantungan data dari pengendalian  intern (Dependability of data through internal control) 
  • Cukup berarti (Materiality) 
  • Batas waktu dalam penyusunan laporan keuangan membutuhkan taksiran-taksiran (Timeliness in financiall reporting requires estimates) 

Dari ke-10 asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi adalah : 
  • Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/Economic Entity), Dalam konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. 
  • Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity), Asumsi ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang. 
  • Pengunaan Unit Moneter dalam pencatatan, Asumsi ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil 
  • Tepat Waktu (Time-Period/Periodicity), Kegiatan perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat laporan keuangan, untuk itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya.


Prinsip Dasar Akuntansi
  • Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) 
  • Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) 
  • Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) 
  • Prinsip Konsistensi (Consistency Principle) 
  • Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle) 







Pengertian Akuntansi

Akuntansi merupakan kumpulan konsep dan teknik yang digunakan untuk mengukur dan melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi. 
Informasi akuntansi sangat potensial untuk dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Pihak2 yang membutuhkan  adalah:
  • manajer perusahaan, 
  • pemilik, 
  • kreditur, 
  • pemerintah, 
  • analisis keuangan dan 
  • karyawan.
Manajer perusahaan membutuhkan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial dan bisnis, Investor tentunya dalam ekspektasi dan harapan terhadap hasil investasinya dalam bentuk hasil usaha dan keuntungan (deviden), kreditur berkepentingan terhadap kemampuan bayar terhadap kewajiban perusahaan 
dalam menyelesaikan pinjamannya, pemerintah memerlukan informasi terhadap pajak dan regulasi (peraturan), analis keuangan menggunakan akuntansi untuk dasar menyatakan opini (pendapat) terhadap investasi yang akan direkomendasikan, karyawan berharap ingin bekerja di perusahaan yang mampu untuk mendukung pengembangan karir dan penghasilan yang lebih baik.


Pengertian akuntansi

AICPA (American Institute of Certified Public Accountans) pada tahun 1941, mendefinisikan akuntansi sebagai : 
“seni mencatat, menggolongkan dan meringkas transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara tertentu dan dalam bentuk satuan uang, serta menafsirkan hasil-hasilnya.”

Dari definisi ini ada 3 aspek penting yaitu : 
  • Akuntansi adalah suatu proses, yaitu proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi.
  • Akuntansi memproses transaksi keuangan dengan cara yang mempunyai pola tertentu (bukan sembarang atau acak-acakan) dan mengunakan satuan uang sebagai alat pengukur. 
  • Akuntansi tidak sekadar proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan belaka, melainkan meliputi juga penafsiran terhadap hasil dari prosesproses tersebut.
Dan definisi yang lainnya adalah menurut George A. Mac Farland :  
“Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, penggolongan, penyajian, serta penafsiran secara sistematis dari data keuangan perusahaan atau perseorangan.” 
   
Dari definisi ini dapat ditarik pengertian bahwa : 
  • Prosedur-prosedur yang digunakan dalam akuntansi adalah mencatat, menggolongkan, menyajikan dan menafsirkan. 
  • Sasaran dari akuntansi adalah data keuangan atau peristiwa yang bersifat finansial. 
  • Prosedur mencatat, menggolongkan, dan menyajikan data keuangan haruslah disusun secara sistematis, sehingga dapat digunakan untuk menafsirkan dan membuat analisis terhadap laporan yang dibuat

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI (NO. 476 KMK. 01 1991)
Akuntansi adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan, penganalisaan, peringkasan, pengklasifikasian dan pelaporan transaksi keuangan dari suatu kesatuan ekonomi untuk menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan yang berguna untuk pengambilan keputusan

SOPHAR LUMBANTORUAN (1989)
Akuntansi adalah suatu alat yang dipakai sebagai bahasa bisnis. Informasi yang disampaikannya hanya dapat dipahami apabila mekanisme akuntansi telah dimengerti. Akuntansi dirancang sedemikian rupa agar transaksi yang tercatat diolah menjadi informasi yang berguna

akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasikan, meringkas, mengolah dan menyajikan data transaksi dan kerjadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakan dengan mudah dimengerti, dengan tujuan untuk pengambilan suatu keputusan dalam suatu perusahaan.

Kegunaan Informasi Akuntansi 

Menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakan 
maupun pihak-pihak diluar perusahaan. Kegunaan ini berhubungan dengan proses 
pengambilan keputusan dan pertanggungjwaban. 


Pemakai Informasi Akuntansi

Para pengguna informasi akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitu:  

  • Para pengguna  yang berkepentingan langsung terhadap perusahaan : pemilik dan calon pemilik, kreditor dan calon kreditor, manajemen, karyawan dan calon karyawan dan pemerintah. 
  • Para pengguna yang berkepentingan tidak langsung terhadap perusahaan : analis dan konsultan keuangan, asosiasi dagang dan serikat buruh. 

Bidang-bidang Akuntansi 

1. Akuntansi Umum dan Keuangan  (General Accounting/Financial Accounting) 

Bidang akuntansi yang secara menyeluruh mencakup fungsi-fungsi pencatatan transaksi-transaksi serta menyusun laporan keuangan dari catatan-catatan tersebut.  



2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting) 

Merupakan bidang khusus akuntansi yang mencatat, menghitung, menganalisis, mengawasi dan melaporkan kepada manajemen persoalanpersoalan yang berhubungan dengan biaya dan produksi. Bidang akuntansi biaya tidak hanya menyangkut bagaimana mencatat biaya dan analisis biaya. 

3. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting) 
Merupakan bidang khusus akuntansi yang dipergunakan oleh lembagalembaga pemerintah. Bidang ini berguna sebagai alat bagi pemerintah untuk menyelenggarakan pencatatan yang teratur tentang penerimaan dan pengeluaran dana.
4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi Manajemen menggunakan data historis maupun data taksiran untuk membantu manajemen dalam operasional sehari-hari dan perencanaan operasional mendatang. Bidang ini mengolah kasus-kasus khusus yang dihadapi manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi. 

5. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)
Merupakan bidang dalam aktivitas akuntansi yaitu pemeriksaan secara bebas atas laporan keuangan dari perusahaan. Ini merupakan bidang pekerjaan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan dan kemudian memberikan penilaiannya dan pendapatnya mengenai kelayakan dan kewajaran laporan tersebut. Unsur penting dari kelayakan dan kewajaran tersebut adalah menyangkut prinsip-prinsip akuntansi yang akan diterima umum. 

6. Akuntansi Lembaga Nirlaba (non profit motive organization) 
Akuntansi yang mengkhususkan diri pada masalah-masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah serta organisasi nirlaba lainnya, seperti : yayasan, lembaga keagamaan, lembaga amal, lembaga pendidikan dan lembaga sosial lainnya. Unsur penting dari akuntasi ini adalah sistem akuntansi yang menjamin pihak manajemen akan adanya kecocokan dengan batasan-batasan dan persyaratan lainnya yang digariskan oleh UndangUndang, oleh lembaga-lembaga lain, atau oleh individu-individu yang menjadi donor.